Tradisi Perayaan Tahun Baru dalam Masa Peradaban Kuno
** 1. Mesopotamia Kuno - Festival Akitu **
-Waktu Perayaan: Selama 12 hari, dimulai setelah bulan baru pertama pasca titik balik musim semi.
-Unsur Utama: Perayaan kembalinya alam secara simbolis melalui prosesi patung dewa dan ritual suci untuk menyambut tahun baru.
-Keunikan: Ritual di mana raja dibuat menangis di hadapan dewa, diyakini sebagai perpanjangan kekuasaan ilahi.
** 2. Romawi Kuno - Penghormatan kepada Dewa Janus **
-Tanggal Perayaan: Awalnya bertepatan dengan musim semi, kemudian ditetapkan pada 1 Januari.
-Cikal Bakal Kalender: Penetapan 1 Januari sebagai Tahun Baru merupakan asal muasal perayaan Tahun Baru Masehi.
-Tradisi Khas: Pemujaan terhadap Janus, dewa dua wajah simbol transisi dari masa lalu ke masa depan.
** 3. Mesir Kuno - Festival Wepet Renpet **
-Penentuan Tahun Baru: Tergantung pada penampakan bintang Sirius setelah absen selama 70 hari, sering kali saat banjir Nil.
-Makna: Simbolisme kelahiran kembali dan peremajaan, dirayakan dengan pesta dan festival mabuk-mabukan.
** 4. Dinasti China - Perayaan Imlek **
-Asal-Usul: Lebih dari 3.000 tahun yang lalu pada masa Dinasti Shang.
-Mengusir Makhluk Buas: Dekorasi merah, bunyi nyaring, dan pesta selama 15 hari untuk menakuti Nian, makhluk haus darah.
-Tradisi Keluarga: Pembersihan rumah, pelunasan hutang, dan dekorasi pintu dengan harapan tahun baru yang baik.
** 5. Persia Kuno - Festival Nowruz **
-Arti Nowruz: “Hari Baru”, dirayakan selama 13 hari pada titik balik musim semi di bulan Maret.
-Sejarah: Akar tradisi ini berasal dari zaman modern Iran pada masa Kekaisaran Achaemenid, sekitar abad ke-6 SM.
-Kelangsungan Tradisi: Tetap dirayakan secara luas meskipun melalui berbagai penjajahan, termasuk oleh Alexander Agung dan kekuasaan Islam.
Meskipun berbeda-beda dalam detail pelaksanaannya, tradisi perayaan Tahun Baru dari masa peradaban kuno tersebut mencerminkan penghargaan terhadap alam, keberuntungan, dan simbolisme kelahiran kembali serta transisi.